Habis Nonton Agak Laen (2024)

Imajinary penggemar Drishyam

Saya tentu tidak boleh lupa. Kalau film Ngeri Ngeri Sedap nya Bene Dion menjadi gerbang saya mengikuti industri stand up comedy selama setahun belakangan. Dan saya akui pula kalau kelompok komika Agak Laen dan lagu ikonik mereka yang juga judulnya Agak Laen itu pernah saya dengarkan hampir setiap hari. Suka sih suka, tetapi sebenarnya lagu itu lebih ke penyelamat mood yang setiap harinya selalu hancur. Saya juga mengikuti podcast mereka di YouTube. Meski kini sudah tidak lagi, soalnya saya sudah beralih ke Titik Kumpul yang menurut saya lebih lucu dari Agak Laen wkwk. Jadi, ketika tahu niat Ernest hendak memfilmkan Agak Laen, saya menyambut semangat ingin melihat akting Bene Dion dan Oki Rengga yang tak diajak Bene Dion bermain di Ngeri Ngeri Sedap. Dan tentunya, sebagaimana film bikinan komika, beberapa pemainnya sudah tentu komika komika juga. Titik Kumpul minus Abdur juga ada. Dan saya ingin bergembira melihat pencapaian film ini yang meraih jutaan penonton. Saya berharap habis ini dunia stand up comedy bagi orang awam tak lagi melulu Coki Muslim.

Tulisan pembuka di atas kurang lebih hendak memberitahukan para pembaca sekalian bahwa saya menonton Agak Laen dengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya terkait siapa-siapa saja para komika yang terlibat di film ini. Apakah itu membantu? Ya kurang lebih. Karena saya beberapa kali mendengarkan joke internal komika ikut terpakai di film Agak Laen. Untuk penonton yang seperti saya, mungkin bakalan mengundang tawa bagi mereka. Yang gak kayak saya pun bisa banget juga bakal ikut ketawa. Bukankah raihan jutaan penonton dicapai efek komedinya berhasil bagi sebagian besar penontonnya? Konsultan komedi film ini adalah komika Bekasi Awwe. Komika senior yang seru banget. Kudos untuk beliau yang tahu betul jenis joke yang bisa diterima lebih banyak kalangan. Meski di X juga ada yang beberapa kali bermasalah. Tapi akh sudahlah saya tidak mau membahas sampai kesana. Suka suka saya yakan wkwk

Mengesampingkan aspek komedi yang sejak awal memang kurasa kurang cocok dengan saya. Saya terfokus pada akting Bene dan Oki. Bene yang aslinya kaku berhasil tampil baik dan Oki yang well prepared dari segala aspek. Mereka berdua yang menurutku paling bersinar. Kirain bakalan Jegel sama Boris loh. Meski begitu, chemistry mereka berempat sangatlah hidup. Bahkan tetap hidup di adegan yang terasa tidak natural sekalipun. Apakah beberapa adegan Agak Laen terasa tak natural? Saya kaget ketika menonton muncul perasaan demikian.

Saya merasa ide rumah hantu di Agak Laen adalah ide yang fresh. Ditunjang dengan paruh pertama film yang sat set sat set bikin kaget. Jadi ceritanya tentang empat sekawan pemilik rumah hantu di satu pasar malam yang akibat atraksi mereka justru menewaskan seorang caleg yang tengah berselingkuh. Alur cerita pun berkembang. Sisi komedi seperti adegan memindahkan mayat yang tiba-tiba saja terdapat pos polisi di sana membuat saya yakin kalau Muhadkly Acho selaku penulis skenario pasti terinspirasi dari film India Drishyam wkwk. Lalu soal karakter Obet yang diperankan Sadana Agung, saya sepakat bahwa memang perlu dikaji lebih terkait itu. Kesalahan ini bisa diperbaiki di film Acho kedepan. Namun yang mengganggu saya sejujurnya ialah perasaan-perasaan kalau skripnya terlalu banyak bermain di ranah “kebetulan”. Jadi yang saya rasakan, adegan demi adegan tidak lagi saling melengkapi satu sama lain. Saya terganggu dengan permainan kebetulan tiada henti yang semakin parah dengan tiap kehadiran para aktor komika justru memberikan kesan tak natural bahkan mulai menyerempet ke kesan cringe. Saya sangat terganggu wkwk. Sampai gelisah di bangku bioskop bahkan seperti ingin keluar dari bioskop karena kadung kecewa. Namun ya untungnya enggak jadi. Saya merasa skripnya yang serba kekurangan ini atau mungkin yang tidak memenuhi selera saya pribadi ini terselamatkan dengan skill sutradaranya Acho sendiri. Juga Acho sangat diselamatkan oleh chemistry kelompok Agak Laen.

Btw film terakhir yang bikin saya ngakak kocak adalah American Fiction. Selama menonton Agak Laen, saya jadi sadar selera komedi saya gak akan terpuaskan sama film ini. Saya bisa memaklumi. Namun yang gak saya sangka, persoalan skrip yang kupikir tidak akan mengganggu eh ternyata semengganggu itu. Alur cerita dari awal sampai akhir sih sudah solid. Cuma proses menyatukannya itu yang kurasakan tidak solid sama sekali (semoga nanti Kaka Boss tidak begini). Skripnya terlalu abai pada detail yang mustinya diperhatikan. Oiya. Terakhir. Vibe Indah Permatasari di film komika sudah kayak vibe Kim Min Hee di film Hong Sang Soo wkwk. Dan saya seperti ingin memarahi Bene Dion karena telah melalaikan bakat akting Oki Rengga. Betapa berdosanya Bene Dion tidak mengajak Oki Rengga di Ngeri Ngeri Sedap.

Tinggalkan komentar